Pada dasarnya propolis yang kita kenal saat ini ternyata telah digunakan oleh nenek moyang kita sejak jaman romawi sebagai obat untuk berbagai macam penyakit. Namun dalam ilmu kesehatan saat itu propolis dan semua kandungan bermanfaatnya belum diteliti secara mendalam. Bapak ilmu kedokteran kita Hippocrates telah menggunakan propolis untuk pengobatan bengkak dan tukak sejak jaman dahulu.
Pada masa mesir kuno lebah-lebah propolis terukir dalam peninggalan kerajaan mesir yang digambarkan dalam bentuk busana raja. Romawi pun memiliki cerita tersendiri tentang propolis, dikisahkan bahwa Melissa anak Dewa Jupiter diubah menjadi lebah untuk dapat menghasilkan propolis yang digunakan untuk pengobatan penyakit pada jaman itu.
Beberapa bapak kesehatan dunia pada jaman dahulu secara jelas menuliskan khasiat propolis. Dalam beberapa buku propolis dirujuk dengan “damar atau bahan lengket dari kuncup daun poplar hitam”.
Penelitian Tentang Propolis.
Seperti penemuan lainnya dalam pengembangan propolis untuk pengobatan terdapat beberapa orang di belakang penemuan ini. Dua
peneliti ini adalah orang-orang yang mengawali penggunaan propolis secara luas untuk masyarakat.
K. Lund AaGaard dari Denmark, Seorang Naturalis yang terkenal
diseluruh Eropa, mendapat Julukan “Mr. Propolis” karena telah bekerja
selama lebih dari 20 tahun meneliti hampir semua jenis lebah diseluruh dunia untuk mendapatkan
propolis dengan kualitas terbaik. Remy Chauvin, M.D. Dari Sorbonne Paris, setelah
mendengar tentang apa yang dilakukan Dr. Aagaard kemudian merasa
tertarikdia pun bergabung untuk menyebarkan informasi tentang propolis kepada
masyarakat mengenai manfaat propolis.
Fakta mengejutkan dari hasil penelitian dua peneliti ini tentang propolis, propolis memberikan khasiat 100% terhadap
bakteri. Tidak ada antibiotik yang memiliki khasiat yang sama. mereka
mengerti tentang khasiat“bee polle” dan memahami potensinya bagi manusia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment